BAGAIMANA
MENDIDIK ANAK-ANAK KITA?
Allah Ta'ala berfirman
:
] يا أيها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا [
“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka.”
(At-Tahrim : 6).
Ibu, Bapak dan Guru bertanggungjawab di depan Allah terhadap pendidikan generasi
muda. Jika
pendidikan mereka baik, maka berbahagialah generasi tersebut di dunia dan akhirat. Tapi jika mereka mengabaikan
pendidikannya maka sengsaralah generasi tersebut, dan beban dosanya berada pada
leher mereka. Untuk itu disebutkan dalam suatu hadits Rasululloh Shallallahu'alaihi
wasallam :
كلكم
راع وكلكم مسؤول عن رعيته. متفق عليه.
“Setiap orang di antara kamu adalah pemimpin, dan masing-masing
bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.” (muttafaq alaih).
Maka adalah merupakan kabar gembira bagi
seorang guru, sabda Rasululloh Shallallahu'alaihi wasallam berikut
ini :
فو
الله لأن يهدي الله بك رجلا واحدا خير لك من حمر النعم. رواه البخاري
ومسلم.
“Demi Allah, bahwa petunjuk yang diberikan Allah kepada seseorang
melalui kamu lebih baik bagimu dari pada unta merah (kekayaan yang
banyak).” (riwayat Bukhari dan Muslim).
Dan juga merupakan kabar gembira
bagi kedua orang tua, sabda Rasululloh Shallallahu'alaihi wasallam berikut
ini :
إذا
مات الإنسان انقطع عمله إلا من ثلاث : صدقة جارية أو علم ينتفع به أو ولد صالح يدعو
له.
“Jika seseorang mati maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal;
sedekah jariyah, atau ilmu yang berrrmanfaat, atau anak shaleh yang
mendo’akannya.”
(riwayat Muslim).
Maka seorang pendidik
hendaknya melakukan perbaikan dirinya terlebih dahulu, karena perbuatan baik
bagi anak-anak adalah yang dikerjakan oleh pendidik dan perbuatan jelek bagi
anak-anak adalah yang ditinggalkan oleh pendidik. Sesungguhnya tingkah
laku guru dan kedua orang tua yang baik di depan
anak-anak merupakan pendidikan yang paling utama bagi
mereka.
1.
Melatih
anak-anak untuk mengucapkan kalimat syahadat.
لا
إله إلا الله محمد رسول الله dan menjelaskan maknanya
ketika mereka sudah besar.
2.
Menanamkan
rasa cinta dan iman kepada Allah dalam hati mereka, karena Allah adalah
pencipta, pemberi rizki dan penolong satu-satuya tanpa ada sektu
bagiNya.
3.
Memberi
kabar gembira kepada mereka dengan janji surga, bahwa surga akan diberikan
kepada orang-orang yang melakukan shalat, puasa, mentaati kedua orang tua dan
berbuat amalan yang diridhai oleh Allah, serta menakuti mereka dengan neraka,
bahwa neraka diperuntukkan bagi orang yang meninggalkan shalat, menyakiti orang
tua, membenci Allah, melakukan hukum selain hukum Allah dan memakan harta orang
dengan menipu, membohongi , riba dan lain sebagainya.
4.
Mengajarkan
anak-anak untuk meminta dan memohon pertolongan hanya kepada Allah semata,
sebagaimana sabda Rasululloh Shallallahu'alaihi
wasallam kepada anak pamannya :
“Jika
kamu meminta sesuatu mintalah kepada Allah, dan jika kamu memohon pertolongan
mohonlah kepada Allah.”
(riwayat Turmudzi)
MENGAJARKAN SHALAT
1.
Pengajaran shalat kepada anak
laki-laki maupun perempuan pada masa kecil adalah wajib, agar mereka terbiasa
jika sudah besar. Rasululah Shallallahu'alaihi wasallam berabda
:
علموا
أولادكم الصلاة إذا بلغوا سبعا واضربوهم عليها إذا بلغوا عشرا وفرقوا بينهم في
المضاجع. رواه أحمد بإسناد صحيح.
“Ajarkanlah shalat
kepada anak-anakmu
jika sudah sampai umur tujuh tahun, pukullah jika sudah sampai
umur sepuluh tahun dan pisahkan tempat tidur mereka.” (riwayat
Ahmad).
Pengajaran shalat tersebut dilakukan dengan
wudhu’ dan shalat di depan mereka, membawa mereka pergi bersama ke masjid,
memberikan kepada mereka buku tentang cara-cara shalat sehingga seluruh
keluarga mempelajari peraturan shalat. Hal ini
merupakan kewajiban seorang guru dan kedua orang tua. Setiap pengurangan tenggung jawab
tersebut akan ditanya oleh Allah.
2.
Mengajarkan Al-Qur’an Al-Karim
kepada anak-anak, di mulai dari surat Al-Fatihah dan surat-surat pendek
serta menghafal do’a Tahiyyah untuk shalat. Menyediakan guru untuk mengajar
tajwid, mengahafal Qur’an dan hadits.
3.
Mendorong anak-anak untuk shalat
Jum’at dan jama’ah di masjid di belakang kaum lelaki, berlemah lembut dalam
memberi nasehat jika mereka bersalah, tidak dengan suara keras dan mengagetkan
mereka, agar mereka tidak meninggalkan shalat dan kemudian kita berdosa.
Jika
ingat masa-masa kanak-kanak dan permainan kita, kita akan memaklumi hal
itu.
MEMPERINGATKAN UNTUK MENJAUHI
LARANGAN
1.
Memperingatkan anak untuk tidak
kafir, mencerca dan melaknat orang serta berbicara yang jelek. Menyadarkan anak
dengan lemah lembut bahwa kekufuran itu haram yang menyebabkan kerugian masuk
neraka.
Hendaknya kita menjaga omongan
kita di depan mereka agar menjadi suri tauladan yag
baik bagi mereka.
2.
Memperingatkan anak untuk tidak
main judi dengan segala
macamnya, seperti yanasib, rolet dan lainnya meskipun hanya untuk
hiburan karena hal itu mendorong kepada perjudian dan pertikaian serta merugikan
diri, harta dan waktu mereka sendiri
serta menghilangkan shalat mereka.
3.
Melarang
anak-anak membaca majalah dan gambar porno serta cerita-cerita komik persilatan
dan seksualitas. Melarang penyiaran film-film serupa di bioskop maupun TV karena
berbahaya bagi akhlak dan masa depan anak-anak.
4.
Melarang
anak merokok dan memberi pengertian kepada mereka, bahwa para dokter berpendapat
sama bahwa merokok berbahaya bagi badan, menyebabkan kanker, merusak gigi,
baunya tidak enak, merusak paru-paru dan tidak ada faedahnya sehingga menjual
dan menghisap adalah haram. Menasihati mereka untuk makan buah-buahan dan asinan
sebagai ganti rokok.
5.
Membiasakan
anak-anak jujur dalam perkataan dan perbuatan. Hendaknya kita tidak berbohong
kepada mereka meskipun hanya bergurau. Jika kita menjanjikan sesuatu kepada
mereka handaknya kita penuhi. Dalam hadits sahih disebutkan
:
من
قال لصبي تعال هاك (خذ) ثم لم يعطه فهي كذبة. صحيح رواه
أحمد.
“Barangsiapa
berkata kepada anak kecil ‘ambillah’ kemudian tidak memberinya maka hal itu
adalah kebohongan.” (riwayat
Ahmad).
6.
Tidak
memberi makan kepada anak-anak dengan uang haram seperti uang sogok, riba, hasil
pencurian, dan penipuan, karena hal itu menyebabkan kesengsaraan, kedurhakaan
dan kemaksiatan mereka.
7.
Tidak
mendo’akan kebinasaan dan kemarahan terhadap anak, karena do’a baik maupun buruk
kadang-kadang dikabulkan, dan mungkin menambah kesesatan mereka. Lebih baik jika
kita mengatakan kepada anak; semoga Allah memperbaiki
kamu.
8.
Memperingatkan anak-anak untuk
tidak melakukan perbuatan syirik kepada Allah, seperti
: berdo’a kepada orang-orang yang sudah mati, meminta pertolongan dari
mereka. Padahal mereka adalah hamba-hamba Allah yang tidak bisa mendatangkan
bahaya maupun manfaat.
Allah berfirman
:
] ولا تدع من دون الله ما لا ينفعك ولا يضرك فإن فعلت فإنك من
الظالمين [
“Dan
janganlah kamu menyembah kepada selain Allah apa-apa yang tidak memberi manfaat
dan tidak pula memberi madharat, sebab jika kamu berbuat yang demikian itu, maka
sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang dzalim
(musyrik).” (Yunus :
106).
TUTUP AURAT
DAN HIJAB
1.
Memberikan kepada anak perempuan
tutup aurat pada masa kecilnya agar terbiasa pada waktu dewasa. Tidak memberikan
pakaian pendek kepada mereka, tidak memberikan celana dan baju saja karena hal
itu menyerupai kaum lelaki dan orang-orang kafir dan menyebabkan fitnah.
Menyuruh kepadanya untuk menggunakan sapu tangan di atas kepala sejak umur tujuh
tahun, menutup
wajah ketika sudah dewasa dan memakai pakaian hitam panjang yang
menutupi seluruh aurat yang dapat menjaga kehormatannya. Dan Al-Qur’an mengajak
kepada seluruh perempuan kaum mukmin untuk berhijab, sebagaimana desebutkan :
] يا أيها النبي قل لأزواجك وبناتك ونساء المؤمنين يدنين عليهن من
جلابيبهن ذلك أدنى أن يعرفن فلا يؤذين وكان الله غفورا رحيما [
“Hai Nabi,
katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang
mukmin; hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka.
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak diganggu. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab
: 59).
AL-Qur’an juga melarang kaum wanita terlalu
bertingkah dan berhias di luar rumah. Allah berfirman
:
] ولا تبرجن تبرج الجاهلية الأولى [
“Dan
janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang
dahulu.”
(Al-Ahzab : 33).
2.
Mewasiatkan kepada anak untuk
memakai pakaian sesuai jenisnya sehingga pakaian wanita tidak sama dengan pakaian lelaki, juga mewasiatkan kepada mereka
untuk menjauhi pakaian asing seperti celana sempit, memanjangkan kuku dan rambut
serta memendekkan jenggot. Dalam hadits shahih disebutkan
:
لعن
النبي Shallallahu'alaihi wasallam المتشبهين من الرجال بالنساء والمتشبهات
من النساء بالرجال ولعن المخنثين من الرجال والمترجلات من النساء. رواه
البخاري.
“Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wasallam
melaknat kaum lelaki yang memakai pakaian seperti kaum wanita dan kaum wanita
yang memakai pakaian seperti kaum lelaki, serta kaum waria baik laki-laki maupun
perempuan.”
(riwayat Bukhari).
ومن
تشبه بقوم فهو منهم. رواه أبو داود.
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum berarti ia telah termasuk di
dalam kaum tersebut.”
(riwayat Abu Daud).
AKHLAK DAN
SOPAN SANTUN
1.
Kita
biasakan anak untuk menggunakan tangan kanan dalam mengambil, memberi, makan,
minum, menulis dan menerima tamu, dan mengajarkannya untuk selalu memulai setiap
pekerjaan dengan basmalah terutama untuk makan dan minum dan harus dilakukan
dengan duduk serta di akhiri dengan membaca hamdalah.
2.
Membiasakan anak untuk selalu
menjaga kebersihan , memotong kukunya, mencuci kedua
tangannya sebelum dan sesudah makan, dan mengajarinya untuk bersuci ketika buang
air kecil maupun air besar sehinga tidak membuat najis pakaiannya dan shalatnya
menjadi sah.
3.
Berlemah lembut dalam memberi
nasehat kepada mereka dengan secara diam-diam, tidak membuka kesalahan mereka
di depan umum, jika mereka tetap membandel maka kita diamkan selama
tiga hari dan tidak lebih dari itu.
4.
Menyuruh anak-anak untuk diam
ketika azan berkumandang dan menjawab bacaan-bacaan muazin kemudian bershalawat
atas Nabi dan berdo’a :
اللهم
رب هذه الدعوة التامة والصلاة القائمة آت محمدا الوسيلة والفضيلة وابعثه مقاما
محمودا الذي وعدته. رواه
البخاري
5.
Memberi
kasur pada setiap anak jika memungkinkan, jika tidak maka setiap anak diberikan
selimut sendiri-sendiri. Akan lebih utama jika anak perempuan mempunyai kamar
sendiri dan anak laki-laki mempunyai kamar sendiri, guna menjaga akhlak dan
kesehatan mereka.
6.
Membiasakan mereka untuk tidak
membuang sampah dan kotoran di tengah jalan dan menghilangkan hal yang menyebabkan
mereka sakit.
7.
Waspada
terhadap persahabatan mereka dengan kawan-kawan yang nakal, mengawasi mereka,
dan melarang mereka untuk duduk-duduk di pinggir jalan.
8.
Memberi
salam kepada anak-anak di rumah, di jalan dan di kelas dengan lafadz
:
السلام
عليكم ورحمة الله وبركاته
9.
Berpesan kepada anak untuk berbuat
baik kepada tetangga dan tidak menyakiti mereka.
10.
Membiaskan anak untuk bersikap
hormat dan memuliakan tamu serta menghidangkan suguhan
baginya.
JIHAD DAN
KEBERANIAN
1.
Harus
di adakan pertemuan khusus bagi keluarga dan palajar untuk dibacakan riwayat
hidup Rasululloh Shallallahu'alaihi wasallam dan
para sahabatnya agar mereka tahu bahwa Rasululloh Shallallahu'alaihi wasallam adalah
pemimpin yang berani dan para sahabatnya seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali
dan Mu’awiyah telah membuka negeri kita, merupakan faktor penyebab ke-Islaman
kita dan telah mendapat kemenangan dengan iman, jihad, amal dan akhlak yang
tinggi.
2.
Mendidik anak-anak berani menyeru
kebaikan dan mencegah kemungkaran, tidak takut kecuali kepada Allah dan tidak
menakut-nakuti mereka dengan cerita-cerita dan dongeng-dongeng yang
manakutkan.
3.
Menanamkan pada anak kecintaan
balas dendam kepada orang-orang yahudi dan kaum zalim. Pemuda-pemuda kita akan
membebaskan Palestina dan Masjid Aqsa ketika mereka kembali kepada Islam dan
jihad di jalan Allah serta mendapat kemenangan dengan izin Allah.
4.
Memberikan cerita-cerita yang
mendidik, bermanfaat dan Islami, seperti serial cerita-cerita dalam Al-Qur’an,
sejarah Nabi, pahlawan dan kaum pemberani dari para sahabat dan orang-orang
Islam lainnya, seperti kitab :
a.
Asy-syamaail Al-Muhamadiyah Wal
akhlaaq An-Nabawiyah Wal Adaab Al-Islamiyah.
b.
Al-Aqidah Al-Islamiyah Min
Al-Kitab Was-Sunnah Ash-Shahihah.
0 komentar:
Posting Komentar