IKUTILAH
SUNNAH RASUL DAN JANGAN MELAKUKAN BID’AH
Bid’ah ada dua macam : duniawi dan
keagamaan :
1.
Bid’ah
duniawi ada dua macam : bid’ah yang negatif, seperti bioskop, TV, Vedeo dan
sejenisnya yang dapat merusak akhlak dan membahayakan masyarakat. Bahaya
tersebut terjadi akibat film-film yang ditampilkannya. Tapi ada bid’ah yang
positif seperti kapal terbang, mobil, telepon dan lain-lainnya yang bermanfaat
bagi masyarakat dan mempermudah urusannya.
2.
Bid’ah
keagamaan; yaitu yang tidak pernah ada pada zaman Rasululloh dan para sahabat
sesudahnya. Bid’ah ini dilakukan dalam ibadah dan agama. Bentuk bid’ah ini
merupakan bentuk bid’ah yang ditolak oleh Islam dan dihukum dengan
sesat.
a.
Allah
berfirman :
]أم
لهم شركاء شرعوا لهم من الدين ما لم يأذن به الله[.
“Apalah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang
mensyari’atkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah.” (syura :
21).
b.
Rasululloh Shallallahu'alaihi wasallam
bersabda : barangsiapa yang melakukan pekerjaan yang tidak ada pada sunnahku,
maka pekerjaan tersebut tidak diterima. (riwaayat Muslim).
c.
Rasululloh Shallallahu'alaihi wasallam
bersabda : hati-hatilah terhadapa hal-hal yang baru, karena setiap hal yang baru
itu bid’ah dan setiap bida’ah itu kesesatan. (riwayat
Ahmad).
d.
Rasululloh Shallallahu'alaihi wasallam
bersabda : sesungguhnya Allah menutup taubat setiap orang yang melakukan bid’ah
sampai ia meninggalkannya. (riwayat Tabranai dan yang
lainnya).
e.
Ibnu
Umar berkata : setiap bid’ah itu kesesatan meski dianggap orang sebagai hal
baik.
f.
Imam
Malik berkata : barangsiapa yang mengadakan dalam Islam suatu bid’ah yang
dianggapnya baik, maka ia telah menuduh bahwa Muhammad telah melakukan
penghianatan terhadap risalah, karena sesungguhnya Allah berfirman
:
] اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام دينا
[
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah
kucukupkan kepadamu ni’matKu dan telah Kuridhoi Islam itu jadi agama
bagimu.”
(Al-Maidah : 3).
g.
Imam
Syafi’i berkata : barangsiapa yang melakukan istihsan berarti telah membuat
syariat, jika istihsan diperbolehkan dalam agama, tentu hal itu diperbolehkan
juga bagi kaum intelektual yang tak beriman, dan diperbolehkan pula dilakukan
dalam setiap masalah agama serta setiap orang dapat membuat syariat baru bagi
dirinya.
h.
Ghadlif
berkata : suatu bid’ah tidak akan muncul kecuali ditinggalkanya
sunnah.
i.
Hasan
Basri mengatakan : janganlah kamu bersahabat dengan ahli bid’ah sehingga hatimu
sakit.
j.
Huzaifah berkata : setiap ibadah
yang tidak dilakukan oleh para sahabat Rasululloh Shallallahu'alaihi wasallam jangan
kamu lakkukan.
contoh bid'ah : berdzikir dengan tarian, tepuk tangan dan mengganti nama-nama Allah seperti dengan ah, ih, aah, hua, hia.
contoh bid'ah : berdzikir dengan tarian, tepuk tangan dan mengganti nama-nama Allah seperti dengan ah, ih, aah, hua, hia.
Bid’ah ini sesugguhnya mematikan sunnah, yaitu do’a setelah membaca Al-Qur’an, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu'alaihi wasallam :
“Barangsiapa membaca Al-qur’an,
hendaklah ia meminta kepada Allah dengan (bacaannya) itu.” (hadits hasan riwayat
Turmudzi).
Bagi Qari’ hendaklah dia berdo’a kepada Allah sesuka hatinya, setelah membaca Al-Qur’an, dan bertawassul kepada Allah dengan yang dibacanya itu. Karena hal ini termasuk amal shaleh yang menjadi sebab dikabulkannya do’a. dan yang tepat adalah membaca do’a berikut ini :
Bagi Qari’ hendaklah dia berdo’a kepada Allah sesuka hatinya, setelah membaca Al-Qur’an, dan bertawassul kepada Allah dengan yang dibacanya itu. Karena hal ini termasuk amal shaleh yang menjadi sebab dikabulkannya do’a. dan yang tepat adalah membaca do’a berikut ini :
اللهم
إني عبدك وابن عبدك وابن أمتك ناصيتي بيدك ماض في حكمك عدل في قضاؤك أسألك بكل اسم
هو لك سميت به نفسك، أو أنزلته في كتابك، أو علمته أحدا من خلقك، أو استأثرت به في
علم الغيب عندك، أن تجعل القرآن ربيع قلبي ونور بصري وجلاء حزني وذهاب همي
وغمي.
“Ya Allah, sungguh aku adalah hambaMu, anak hambaMu yang
laki-laki dan anak hambaMu yang perempuan. Ubun-ubunku
berada di tanganMu. Pasti terjadi keputusanMu pada diriku dan adillah
ketentuanMu pada diriku. Aku memohon kepadamu dengan segala asma milikMu, yang
Engkau sebutkan untuk diriMu, atau Engkau turunkan dalam kitabMu, atau Engkau
ajarkan kepada salah seorang makhlukMu, atau masih dalam perkara ghaib yang
hanya Engkau sendiri yang mengetahui. Jadikanlah Al-Qur’an penyejuk hatiku,
cahaya penglihatanku, pembebas kesedihanku dan pengusir kegelisahanku.”
Tiada
lain, Allah pasti akan menghilangkan kesulitan dan kesedihannya, dan
menggantikannya, dengan kemudahan.” (hadits shahih riwayat imam
Ahmad).
0 komentar:
Posting Komentar